Beranda | Artikel
Takutlah Akan Neraka
Kamis, 15 Desember 2016

Allah berfirman (yang artinya), “Maka diantara mereka ada yang celaka dan ada pula orang yang bahagia.” (Huud : 105). Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa melakukan kebaikan maka itu untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa melakukan keburukan maka hal itu juga merugikan dirinya sendiri. Dan Rabbmu tidaklah berbuat zalim kepada hamba.” (Fushshilat : 46)Allah berfirman (yang artinya), “Dan bagi orang yang takut terhadap kedudukan Rabbnya dua buah surga.” (ar-Rahman : 46). Mujahid berkata mengenai maksud dari ayat ini, “Dia adalah seorang lelaki yang berbuat dosa lalu dia pun teringat akan kedudukan Allah lantas dia pun meninggalkannya.” Beliau juga menafsirkan, “Dia adalah orang yang bertekad untuk melakukan maksiat lalu ingat kepada Allah dan meninggalkannya.” Ibnu ‘Abbas berkata, “Allah menjanjikan kepada orang-orang beriman yang takut terhadap kedudukan-Nya dan menunaikan kewajiban-kewajiban dari-Nya bahwa Allah akan masukkan mereka ke dalam surga.” (lihat at-Takhwif minan Naar karya Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah, hal. 8) 

Wahb bin Munabbih berkata, “Tidaklah Allah diibadahi dengan sesuatu yang lebih agung daripada dengan rasa takut.” Abu Sulaiman ad-Darani berkata, “Sumber segala kebaikan di dunia dan di akhirat adalah rasa takut kepada Allah ‘azza wa jalla. Setiap hati yang di dalamnya tidak terdapat rasa takut kepada Allah adalah hati yang hancur.” Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “Rasa takut lebih utama daripada harapan selama orang itu berada dalam kondisi sehat, apabila kematian menjelang rasa harap yang lebih utama.” (lihat at-Takhwif minan Naar, hal. 9)

Allah berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (at-Tahrim : 6). Allah berfirman (yang artinya), “Dan takutlah kalian akan neraka yang telah disiapkan untuk orang-orang kafir.” (Ali ‘Imran : 131). Dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku peringatkan kalian dari neraka. Aku peringatkan kalian dari neraka.” Sampai-sampai seandainya ada orang di ujung pasar niscaya dia akan bisa mendengarnya dan orang-orang di pasar pun bisa mendengar suara beliau sementara ketika itu beliau sedang berbicara di atas mimbar (HR. Ahmad)

Allah berfirman (yang artinya), “Apakah para penduduk negeri itu merasa aman apabila datang kepada mereka siksaan Kami sementara mereka dalam keadaan tidur.” (al-A’raaf : 97). Abul Jauzaa’ berkata, “Seandainya aku diserahi urusan untuk mengatur manusia nicaya aku akan membuat menara di tepi jalan dan aku tempatkan di atasnya orang-orang untuk menyerukan kepada manusia, “Takutlah akan neraka, takutlah akan neraka.”.” (HR. Ahmad dalam az-Zuhd)

Ibrahim at-Taimi berkata, “Semestinya bagi orang yang tidak pernah merasakan kesedihan untuk merasa khawatir kalau-kalau dia termasuk penghuni neraka karena para penghuni surga berkata (yang artinya), “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dari kami kesedihan.” (Fathir : 34). Dan semestinya orang yang tidak pernah dirundung rasa takut untuk merasa khawatir kalau-kalau dia bukan termasuk penghuni surga, karena mereka -para penghuni surga- berkata (yang artinya), “Sesungguhnya kami dahulu di tengah keluarga kami dirundung oleh rasa takut.” (ath-Thuur : 26).” (lihat at-Takhwif minan Naar, hal. 21)

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menuturkan bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, ‘Allahumma inni a’uudzu bika min haari jahannam’ yang artinya, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari panasnya neraka Jahannam.” (HR. Nasa’i). Umar radhiyallahu’anhu berkata, “Seandainya ada yang menyeru dari langit; Sesungguhnya kalian semuanya masuk ke dalam surga kecuali satu orang, aku takut kalau-kalau satu orang itu adalah diriku.”

Sebagian ulama salaf berkata, “Barangsiapa beribadah kepada Allah dengan harapan saja dia adalah Murji’ah. Barangsiapa beribadah kepada Allah dengan takut saja dia adalah Haruriyah (Khawarij). Barangsiapa beribadah kepada Allah dengan cinta saja dia adalah Zindiq. Dan barangsiapa beribadah kepada-Nya dengan harapan, takut, dan cinta maka dia lah orang yang bertauhid lagi mukmin.” (lihat at-Takhwif minan Naar, hal. 25)

Yazid bin Hausyab berkata, “Tidaklah aku melihat orang yang lebih takut daripada al-Hasan dan Umar bin Abdul Aziz, seolah-olah neraka tidak diciptakan kecuali untuk menghukum mereka berdua.” Suatu ketika al-Hasan menangis, kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?” beliau menjawab, “Aku takut apabila Allah melemparkanku besok ke dalam neraka lantas Dia tidak mempedulikanku lagi.” (lihat at-Takhwif minan Naar, hal. 31)

Bakr al-Muzani menuturkan, bahwa suatu ketika Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu berkhutbah di hadapan manusia di Bashrah. Ketika menyebutkan tentang neraka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar. Bakr berkata, “Maka orang-orang pun pada saat itu menangis sejadi-jadinya.” (lihat at-Takhwif minan Naar, hal. 44)

Abul Qasim al-Hakim berkata, “Barangsiapa takut terhadap sesuatu maka dia akan lari darinya. Dan barangsiapa takut kepada Allah niscaya dia akan lari menuju-Nya.” (lihat Tazkiyatun Nufus karya Syaikh Ahmad Farid, hal. 117)

Allah berfirman (yang artinya), “Maka berlarilah kalian menuju Allah.” (adz-Dzariyat : 50). Imam al-Baghawi rahimahullah menjelaskan, “Berlarilah dari azab Allah menuju pahala dari-Nya. Yaitu dengan keimanan dan ketaatan. Ibnu ‘Abbas berkata : Artinya berlarilah dari-Nya menuju-Nya dan lakukanlah amal ketaatan kepada-Nya. Sahl bin Abdullah berkata : Berlarilah meninggalkan segala sesuatu selain Allah menuju Allah.” (lihat Tafsir al-Baghawi, hal. 1235)

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘berlari menuju Allah’ adalah berlari meninggalkan segala hal yang dibenci Allah secara lahir maupun batin menuju apa-apa yang dicintai Allah secara lahir dan batin. Tercakup di dalamnya berlari meninggalkan kejahilan menuju ilmu. Meninggalkan kekafiran menuju iman. Meninggalkan maksiat menuju taat. Meninggalkan kelalaian menuju dzikir kepada Allah. Barangsiapa menyempurnakan perkara-perkara ini maka dia telah menyempurnakan agamanya (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 812) 

Semoga Allah menjadikan kita termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang takut kepada neraka dan menjauhkan kita darinya. Dan semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan ampunan Allah dan rahmat-Nya serta menikmati indahnya surga Firdaus dan kelezatan memandang wajah-Nya yang mulia. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/takutlah-akan-neraka/